Liputan6.com, Jakarta Lulus sebagai dokter spesialis obstetri dan ginekologi pada 2020 dari Universitas Airlangga, Amira Ali Abdat memilih jalan dengan mengabdikan diri untuk memberikan pelayanan kesehatan perempuan di Fakfak, Papua Barat.
Tantangan yang ia hadapi selama di sana tidak mudah. Bukan cuma akses jalan dan fasilitas kesehatan yang terbatas, Amira juga harus menghadapi tantangan besar dalam akses komunikasi.
Padahal, sebagai dokter obstetri dan ginekologi satu-satunya di Fakfak ia harus masuk ke area pedalaman yang tidak ada sinyal telepon.
Nyatanya, Amira bukan cuma dokter ia juga adalah anak. Amira yang sudah 12 tahun tinggal jauh dari ayah dan ibu akan menelpon saat harus bertugas di pedalaman yang tak ada sinyal.
"Ketika saya mau berangkat bertugas ke tempat yang tidak ada sinyal, saya selalu menelepon mama saya dan saya ...