Teknologi ini memungkinkan layanan telemedis yang dapat diakses dari mana saja. AI juga dapat memproses data medis dalam jumlah besar untuk membantu diagnosis, bahkan di wilayah dengan fasilitas kesehatan terbatas.
Meski potensinya besar, para ahli mengingatkan bahwa AI tidak boleh menjadi satu-satunya penentu dalam pengambilan keputusan medis.
Nikolai menegaskan bahwa sistem AI, terutama yang berbasis percakapan, sering kali memberi jawaban yang terdengar meyakinkan meski belum tentu akurat.
"Seringkali chatbot bersikap positif dan memudahkan Anda, tapi itu tidak cukup. AI bisa saja memberi jawaban yang terlalu optimis atau bahkan menyesatkan tanpa data memadai. Fenomena ini disebut hallucination," katanya.
AI memang bisa menjelaskan gejala, namun pemeriksaan fisik seperti tes darah atau rontgen tetap penting untuk diagnosis yang tepat.
"Keputusan medis harus selalu berada ...