INFO NASIONAL – Ancaman siber tak selalu datang dari teknik baru atau serangan canggih. Banyak insiden besar justru bermula dari satu hal sederhana yang terlewat: kerentanan yang tak ditangani.
Pada tahun 2024, rata-rata kerugian dari satu kebocoran data tembus USD 4,88 juta. Ironisnya, sebagian besar kasus ini tidak terjadi karena peretas terlalu pintar, tapi karena organisasi lalai menutup celah yang sudah diketahui.
Banyak pelaku siber memanfaatkan celah keamanan yang sudah diumumkan, kadang bahkan sudah tersedia tambalannya selama berminggu-minggu. Ini bukan lagi soal teknologi mutakhir atau serangan rumit.
Dalam banyak kasus, pelaku cukup memindai jaringan dan mencari sistem yang belum diperbarui. Begitu menemukan celah terbuka, mereka bisa menyusup ke dalam sistem, mengakses data sensitif, atau menanam ransomware sering kali tanpa terdeteksi selama berbulan-bulan.
Peningkatan jumlah celah ...