
TIM penyelamat terus berjibaku mencari puluhan orang yang diduga terjebak usai banjir bandang melanda distrik Uttarkashi, negara bagian Uttarakhand, India utara. Bencana ini dipicu fenomena cloudburst, hujan deras ekstrem yang terjadi dalam waktu singkat dan memicu luapan air secara tiba-tiba.
Desa Dharali, yang merupakan kawasan wisata populer dengan banyak hotel, restoran, dan resor, menjadi titik terdampak paling parah. Video dramatis yang diambil warga menunjukkan gelombang besar air berlumpur menyapu jalanan, merobohkan bangunan, dan menenggelamkan berbagai fasilitas umum.
Peristiwa ini terjadi sekitar pukul 13.30 waktu setempat, saat sungai Kheerganga meluap dan membawa lumpur dalam jumlah besar ke daerah berbukit di sekitarnya. Jalan-jalan dan toko-toko di Dharali pun tertutup lumpur dan reruntuhan.
"Orang-orang berteriak, meniup peluit, dan berteriak ‘lari, lari!’ Tapi air datang terlalu cepat," ungkap seorang saksi mata yang merekam detik-detik bencana.
Mereka menduga banyak warga dan wisatawan tidak sempat menyelamatkan diri dan kini terjebak di bawah reruntuhan. Kuil kuno Kalpkedar juga dilaporkan tertimbun lumpur dan mengalami kerusakan.
Lumpur dari sungai Kheerganga bahkan menyumbat sebagian aliran sungai utama Bhagirathi, yang merupakan hulu dari sungai suci Gangga, hingga membentuk danau buatan yang menenggelamkan wilayah luas, termasuk helipad milik pemerintah. Para ahli khawatir jika air danau ini tidak segera dikeringkan, bisa mengancam desa-desa di hilir.
Peringatan Jauhi Sungai
Pasukan militer India dan paramiliter Indo-Tibetan Border Police (ITBP) telah tiba di lokasi dan memperingatkan warga untuk menjauh dari daerah aliran sungai. Sementara itu, sebagian korban luka dilaporkan telah mendapatkan perawatan di kamp militer di Harsil, sekitar 2 kilometer dari Dharali.
Perdana Menteri Narendra Modi menyampaikan belasungkawa melalui media sosial X (dulu Twitter):
“Saya berdoa untuk keselamatan semua korban. Tim penyelamat telah dikerahkan dan melakukan segala upaya untuk membantu warga.”
Proses evakuasi diperkirakan berjalan lambat karena hujan deras masih terus mengguyur wilayah tersebut, dan jaringan komunikasi pun belum sepenuhnya pulih. (BBC/Z-2)